Be Happy^^

No More Pain, No More Cry (: (:

Minggu, 27 Januari 2019

(Fanfiction) B.A.P Lokal

PERKENALAN ANGGOTA GENG B.A.P LOKAL:



1. YOGA PRASETYA
Posisi: ketua geng.
Anak jurusan musik, semester enam. Hobi nulis lirik lagu. Sekarang lagi kerja paruh waktu ngajar les privat buat biaya skripsi dan wisuda, sebab target dia lulus kuliah dari B.A.P university pas semester tujuh nanti. Kejar nilai cumlaude, terus selesai 3,5 tahun. Btw dia punya kembaran bernama Yogi Prasetya.

2. HENGKY AL-FARIZIE
Anak jurusan manajemen bisnis, semester enam. Sekamar sama Yoga di kost. Hobinya nonton acara masak. Kalau lagi waktu luang, suka diajak emak-emak kompleks buat ikutan demo masak. Targetnya lulus kuliah empat tahun. Jadi dia sedih karena Yoga punya target lulus kuliah duluan sebab dia bakalan kesepian sendirian di kamar kost.

3. ADIMAS BAGASKARA
Nama panggilannya Dimas. Jurusan musik, semester empat. Juniornya Yoga di fakultas seni. Suka barengan Yoga kalau lagi di kantin, buat dapetin nomer WA cewek-cewek di fakultas seni. Satu kost sama Yoga dan Hengky, tapi beda kamar. Kalau malem, dia kerja sambilan jadi penyanyi di kafe. Suaranya merdu badai. Bayarannya dia pakai buat beli kuota internet, biar bisa chat cewek-cewek di kontak WA-nya.

4. JOKO PUJIANTO
Anak hukum, semester empat. Sekamar sama Dimas di kost. Hobinya main gadget, sampai tiap kali kalau Dimas curhat dia cuman angguk-angguk geleng-geleng karena fokus sama gadgetnya. Sampai semester tiga kemarin IPK-nya 4,00. Kesayangan para dosen. Idolanya cewek-cewek di fakultas hukum soalnya dia cerdas banget.

5. JUKI
Punya nama paling singkat di geng B.A.P. Anak hukum, semester dua. Juniornya Joko, jadi dia sering ditindas Joko; sering disuruh-suruh kalau lagi bareng di kampus. Awalnya dia nggak mau masuk fakultas hukum, tapi karena hasutan Joko, dia akhirnya luluh. Walau pada akhirnya sampai semester dua ini dia malah pusing dengan buku-buku pasal perdata dan pidana yg tebalnya bisa dijadikan ganjalan pintu kamarnya. Tapi walau begitu dia jago banget dance b-boy. Jadi dia sering diajak ke fakultas seni buat ngelatih dance anak jurusan tari.

6. ZULKIFLI HIDAYAT
Posisi: anggota paling bontot di geng. Nama panggilannya Izul. Sering dijadikan ubab kalau di kost. Apalagi si Dimas sering banget nyuruh-nyuruh dia.
Kuliah semester dua di Jurusan pendidikan olahraga yang gedung fakultasnya paling pojok kampus. Dia pilih jurusan yang beda biar di kampus nggak ada temen-temen se-geng nya yang bisa nyuruh-nyuruh dia. Sekamar sama si Juki kalau di kost. Tapi walaupun anak pendidikan, dia suka bantuin Yoga bikin lirik lagu. Kerja part time jadi model anak-anak seni sebab tinggi badannya yang bagus sebagai model.


#BAP_Kearifan_Lokal

Minggu, 18 November 2018

(Fanfiction) Gerbong Terakhir



(Gambar: pixabay.com)

.

“Gerbong Terakhir”

.
.

Cast:
Yongguk
Jirin

.
(Special FF untuk Kak Ulfah)

.
.

***

.

Kereta terakhir itu melaju membelah senja. Pada langit berlatar jingga, burung gereja mulai berkeliling pada tiap-tiap dahan Pinus untuk mengambil dedaunan kering, sebagai bahan dasar pembuatan sarang.

Pada sisi kiri dari rel kereta, berhampar luas padang rumput yang mulai menguning. Pertanda musim gugur tengah berlangsung dibarengi dengan menurunnya suhu udara.

Sementara pada sisi kanan rel kereta, ada sebuah desa kecil yang lebih dari delapan puluh persen penduduknya adalah pria dan wanita berumur. Anak-anak dan cucu mereka lebih memilih merantau ke kota, untuk mencari penghidupan yang lebih layak. Walau sebenarnya kebahagiaan hidup di desa dengan segala kesederhanaannya tak bisa diperoleh di kota, meski mereka bekerja sejak pagi hingga malam hari.

Di dalam gerbong terakhir kereta, seorang pria bermantel hitam tengah menatap kosong ke luar jendela. Sembari menggenggam sebuah gelang cokelat yang bahan dasarnya terbuat dari kayu pohon ek. Ia duduk sendirian pada kursi paling belakang gerbong.


Senin, 29 Januari 2018

(Fanfiction) Hold the Rain



Hold the Rain





.
.
.

Author:
Aisyah (@cloudisah_)

.
.

Cast:
Jongup B.A.P
Youngjae B.A.P
Jirin (OC)

.
.

Genre:
Romance; Angst

:::

Barangkali masih banyak manusia naif di muka bumi ini yang beranggapan jika cinta tak lain adalah perasaan tulus dan suci dari dalam hati. Cinta seringkali diagung-agungkan, dielu-elukkan oleh para pemujanya. Cinta dianggap perlambang dari kemurnian rasa. Penguat dari ikatan batin antar insan.

Aku tidak lagi termasuk golongan manusia naif itu. Bagiku cinta sama dengan obsesi. Sebuah senjata mematikan. Atau tidak bisa dikatakan ‘sebuah’. Sesuatu, mungkin? Suatu senjata mematikan.

Kau tahu seberapa mematikannya senjata bernama cinta itu? Teramat-sangat-mematikan.

Jika kau tidak ingin mati, maka berhati-hatilah dengan yang namanya cinta. Atau jika itu tidak membuatmu mati, maka cinta bisa membunuh orang lain. Orang yang kau cintai.

Begitulah yang terjadi padaku. Obsesi berlabel cinta dan berujung pada kematian.

Oh, tidak. Aku tidak mati. Aku masih hidup. Bukan aku yang mati. Tapi—

(Fanfiction) Untold



Untold



***

Author:
Aisyah (@cloudisah_)

Cast:
B.A.P Bang Yongguk
OC’s Jirin

Genre:
Family
.
.
.

Yongguk’s POV:

Aku menyayanginya dengan seluruh nafasku. Hingga nafas ini tak bersisa untukku sendiri. Nafasku telah kuserahkan untuknya. Untuk hidupnya.

Hanya saja ia tak pernah tahu. Sebab akupun tak akan membiarkannya mengetahui begitu besarnya rasa sayang ini yang lantas membuatku sering lupa untuk bernafas sebab seluruh waktuku kudedikasikan hanya untuk menyayanginya.

Minggu, 28 Januari 2018

(Fanfiction) A Rainbow for You



A Rainbow for You



.
.
.

Author:
@cloudisah_

.
.

Main Cast:
B.A.P Jung Daehyun
OC’s Jirin

.
.

Genre:
Sad Romance

.
.
.

***

Ujung tongkatnya menyusuri rerumputan basah yang tengah ia pijak. Kedua tungkainya yang tanpa alas kaki itu ia biarkan basah kala barisan hujan kini tampak semakin rapat. Dengan agak terburu, ujung tongkatnya masih menyusuri basahnya rumput dengan tubuh yang mulai basah.

Hingga ketika ujung tongkatnya mencapai dataran yang lebih keras—dan itu pasti lantai kayu gazebo—kedua tangannya lantas meraba sebuah bangku di sana dan memposisikan tubuhnya duduk di atas bangku kayu tersebut setelah sebelumnya meletakkan tongkatnya secara asal. Halaman belakang rumah sakit menjadi tempat favoritnya ketika suntuk di kamar pasien belakangan ini, terlebih karena—

“Sudah kubilang ‘kan kalau mau ke sini katakan padaku.”

—pria pemilik suara itulah yang membuatnya selalu merindukan tempat ini.

Kamis, 25 Januari 2018

(Cerpen) Pondok Segi Empat



Pondok Segi Empat

.
.


(Sumber Gambar: Google Image)

.
.

Penulis:
Aisyah (@cloudisah_)

.
.

Menjelang senja, Mur dan keempat kawannya baru tiba di rumah almarhumah nenek Mur di desa Kayungo dan langsung mengunjungi kediaman ketua RT yang tak lain adalah paman Mur, sekitar dua ratus meter dari rumah almarhumah nenek Mur. Beliau meminta Mur mengunjunginya sebab sudah hampir dua tahun Mur tidak bertemu pamannya itu.

Jalanan senja yang remang membuat kelimanya menyalakan senter dari ponsel mereka. Tidak kelimanya, sih. Sebab ponsel Mur sendiri kehabisan baterai dan sayangnya listrik di desa Kayungo hanya dialiri listrik saat siang hari saja. Sementara pada saat malam selalu terjadi pemadaman oleh PLN. Memang distribusi listrik masih tidak merata untuk masyarakat di pedalaman.

“Duh, kok serem amat ya,” Kus yang bertubuh paling tinggi diantara kawanannya berjalan paling depan dengan netra yang menatap awas pada sekeliling. Jalan setapak yang sepi sebab masih tak banyak rumah penduduk di daerah tersebut. Jarak antar rumahpun sangat jauh. Sepanjang mata memandang yang terlihat adalah hamparan kebun kelapa sawit.

“Halah, Kus. Badan doing gede, nyali sekecil nyamuk,” Mul yang berjalan persis di belakang Kus mendengus sebal.

(Cerpen) Home



Home

.
.
.


(Sumber Gambar: Google Image)

.

Penulis: Aisyah (@cloudisah_)

.
.
.

Kisah ini hanya fiktif belaka…
.
.

***

Setetes bulir bening mengalir dari sudut mataku setelah mendengar suara pintu ditutup dengan kasar hingga menimbulkan bunyi debuman nyaring. Pertengkaran ayah dan ibu yang hampir setiap hari kudengar membuatku sering berfikir untuk pergi dari rumah ini selamanya.

Kenapa mereka harus bertengkar? Kenapa masing-masing mereka tidak ada yang mau mengalah dan bertahan dengan keegoisan mereka?