Be Happy^^

No More Pain, No More Cry (: (:

Jumat, 23 Mei 2014

(Fanfiction) Chocolate Love - Zayn's Story



Chocolate Love
(Zayn’s Story)

.

.

Author:
Aisyah a.k.a Cloudisah

Casts:
One Direction’s Zayn Malik
OC’s Elizabeth

Lenght:
Ficlet

.

.

<3<3<3

Zayn menyusuri lorong sekolah di lantai dua dengan sedikit berlari sambil kepalanya ia tolehkan ke setiap kelas yang ia lewati, berusaha mencari Elizabeth. Ini sudah pukul enam sore dan gadis itu belum pulang ke rumahnya bahkan ponselnya pun tak bisa dihubungi. Bukan hanya itu, hujan yang turun cukup deras sejak pukul lima tadi belum ada tanda-tanda akan berhenti sedikitpun.

Tidak menemukan sosok Elizabeth di lantai dua, Zayn segera turun ke lantai satu kembali berharap bisa menemukan gadis itu. Sekolah bahkan sudah sepi sekarang, tinggal beberapa siswa yang terjebak hujan setelah kegiatan ekstrakurikuler. Pria itu bahkan sudah sangat frustasi sekarang.

Bagaimana kalau Elizabeth hilang? Bagaimana kalau ada yang menculiknya... Atau yang lebih parahnya bagaimana jika ia bunuh diri dari lantai dua sekolah? Zayn menggelengkan kepalanya, menghilangkan berbagai perkiraan-perkiraan buruk tentang gadis itu. Elizabeth pasti baik-baik saja.

Satu ruangan yang belum Zayn datangi, yaitu ruangan yang berada paling pojok di lantai satu, perpustakaan. Sebenarnya Zayn cukup sangsi mengingat Elizabeth tidak begitu menyukai ruangan yang penuh buku itu, namun kakinya terus saja melangkah menuju perpustakaan. Perlahan dibukanya pintu coklat itu, sekedar memastikan apa gadis itu ada di dalam atau tidak.

Dan ekspresi cemasnya tiba-tiba berubah mendapati sosok yang dicari-carinya sejak tadi sedang tertidur pulas dengan berbantalkan kedua tangannya yang terlipat di atas meja. Zayn bahkan bisa mendengar dengkuran halus keluar dari mulut gadis itu. Perlahan ia menghampiri Elizabeth yang sepertinya tidak terusik dengan suara hujan yang cukup deras di luar. Memang saat hujan seperti ini adalah saat paling nyaman untuk tidur, tapi paling tidak gadis itu tidak tertidur di sini dan membuat Zayn cemas.

“El.. Bangun”, Zayn menyentuh pelan bahu Elizabeth. Gadis itu hanya bergumam pelan namun tak ada tanda ia akan membuka matanya. “El...”, Zayn sebenarnya tidak tega membangunkan gadis itu, apalagi ia melihat wajah damai Elizabeth saat tertidur seperti ini.

“Eung..”, perlahan Elizabeth membuka matanya setelah Zayn mengguncang pelan bahunya. Matanya mengerjap-ngerjap, bahkan sepertinya gadis itu masih ingin melanjutkan tidurnya. Setelah berhasil membiasakan cahaya yang masuk ke retina matanya, keningnya saling bertaut saat melihat Zayn duduk di sampingnya, “Zayn?”

“Kenapa kau tertidur di sini huh? Kau tidak tahu betapa khawatirnya aku? Aku mencari-carimu ke sekelilling sekolah, dan ternyata kau malah tertidur di sini... Kau juga tidak tahu kan kalau orang tuamu cemas mencarimu, kenapa ponselmu tidak bisa dihubungi hah? Bagaimana kalau terjadi sesuatu yang buruk padamu?”, Zayn langsung menerornya dengan bermacam pertanyaan.

Elizabeth hanya menarik nafas dalam lalu bangkit dari posisinya dan menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi. “Kau ini berisik sekali.. hoaaahm”, dengan tanpa dosanya Elizabeth mengacuhkan ucapan Zayn barusan lantas merentangkan tangannya untuk sedikit meregangkan otot-otonya. “Ponselku kehabisan baterai”

Zayn menatap tajam pada Elizabeth yang hanya dibalas dengan cengiran oleh gadis itu. Zayn akhirnya pasrah, ia tahu ia takkan bisa memarahi gadis di sampingnya ini. “Jadi, kenapa kau bisa tertidur di sini?”, suaranya mulai melunak.

Elizabeth nampak berpikir, “Eumm, tadi aku ada kelas tambahan diskusi Geografi. Yah kau tahulah aku tidak menyukai pelajaran yang berkaitan dengan diskusi seperti itu, jadi aku membolos ke perpustakaan.. hee”

Zayn menggeleng mendengar pernyataan tidak masuk akal gadis itu, “Kau membolos hanya karena diskusi?”

“Heum..”, Elizabeth mengangguk sambil membereskan tasnya dan bersiap untuk bangkit dari duduknya.

“Aku tahu kau hanya pandai di pelajaran eksak, tapi kau tidak seharusnya membolos saat diskusi kan?”

Elizabeth mengangkat bahunya acuh, “Oh iya, jam berapa sekarang?”

“Jam enam lebih lima belas menit sepertinya, ya sudah ayo kita pulang”

Mata Elizabeth membulat sempurnya, “Ya Tuhan orang tuaku pasti cemas... Bagaimana ini?”

“Aku sudah mengatakan pada mereka kalau kau sedang di sekolah, mereka pasti mengerti karena sekarang sedang hujan deras”, Zayn menyusul Elizabeth menuju pintu.

“Hujan?”

Zayn hanya mengangguk lantas berjalan mendahului Elizabeth. Sedangkan gadis itu masih bergeming di depan pintu perpustakaan sambil memgangi perutnya. “El kau kenapa?”, Zayn kembali menghampiri Elizabeth.

~kryuuuk

Elizabeth menunduk menahan malu, bahkan wajahnya sudah tampak memerah sekarang. Zayn menahan tawanya melihat gadis di hadapannya, lalu mengambil sesuatu dari dalam tasnya. “Kau belum makan siang?”

Yang ditanya hanya mengangguk pelan masih dengan menunduk dan memegangi perutnya, kakinya bergerak tak nyaman. Tsk, kenapa perutnya mengeluarkan bunyi nyaring sekali sih? Ia terlalu malu sekarang menatap Zayn. Ia yakin pria itu pasti akan mentertawakannya habis-habisan dan besok Zayn tentu akan mengungkit-ungkit kejadian ini lagi.

Zayn menggenggam tangan kiri Elizabeth lalu menyerahkan sebatang coklat pada gadis itu. “Ini, makanlah.. Aku tahu kau pasti sudah sangat lapar. Tapi maaf aku hanya punya sebatang coklat ini untukmu”, Zayn tersenyum hangat saat manik kelamnya betemu dengan manik coklat Elizabeth. “Sudahlah tidak perlu malu seperti itu. Cepat habiskan lalu setelah itu aku mengantarmu pulang..”

Elizabeth lagi-lagi mengangguk pelan, “Terima kasih..”. Lalu setelahnya mereka berdua duduk di kursi panjang di depan ruang perpustakaan, ditemani suara hujan yang masih saja turun dengan deras di luar sana.

Selagi Elizabeth menghabiskan coklatnya, Zayn menautkan jemarinya dan sesekali mencuri pandang pada Elizabeth. “El..”

“Hmm?”

“Mengenai minggu lalu, saat aku mengungkapkan perasaanku.. em, yaah”, Zayn menggaruk kepalanya bingung untuk merangkai kalimat yang akan ia katakan. “K kau, kau tidak perlu menjawabnya dulu. Aku,, aku hanya menyatakan perasaanku.. jadi, jadii kau...”

Elizabeth tersenyum setelah menghabiskan gigitan terakhir coklatnya, lalu membuang bungkus coklat itu di tempat sampah yang berada sekitar tiga meter dari tempat mereka duduk. Seolah mengabaikan kalimat yang dilontarkan Zayn tadi, ia lantas menarik Zayn untuk berdiri dan berjalan menuju gerbang sekolah.

Zayn hanya diam selama mereka berjalan, matanya melirik pada lengannya yang digenggam Elizabeth. Hingga mereka berada di gerbang, hujan sudah tidak sederas tadi lagi. Elizabeth menghentikan langkahnya dan melepas genggaman tangannya pada lengan Zayn.

Elizabeth menatap Zayn, pria itu terlihat bersalah dan terlihat sekali kalau ia berusaha menghindari tatapan Elizabeth.

“Zayn...”, Elizabeth berusaha membuat Zayn menatapnya.

Dengan ragu Zayn menatap Elizabeth, dan mata hitamnya melebar ketika ia merasakan benda basah dan hangat di pipi kanannya. Elizabet baru saja menciumnya!

“Ini balasan karena minggu lalu kau berani mencemari pipiku yang suci”, bisik Elizabeth dengan menunjukkan senyum tipis lantas merebut payung yang dipegang Zayn dan setelahnya ia berlari meninggalkan sekolah dengan membawa payung milik Zayn.

Zayn mendadak beku. Ini bukan mimpi kan? Ini nyata kan? Ingin sekali ia berteriak, ‘Elizabeth menciumku. Ia menciumku.. oh Tuhan..’

“Hey... anak nakal tunggu aku...”, dan Zayn segera mengejar Elizabeth yang sudah kabur membawa payungnya dan membuatnya terpaksa merasakan dinginnya hujan demi mengejar gadis itu.

.
.
Fin


Yang sudah baca Fanfiction berjudul “Bread” pasti ngerti cerita ini sejenis sequel dari part Zayn yang “1, 4, 3 I Love You”
Nantikan “Chodolate Love” dari member One Direction yang lain ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar