Be Happy^^
No More Pain, No More Cry (: (:
Minggu, 18 November 2018
(Fanfiction) Gerbong Terakhir
(Gambar: pixabay.com)
.
“Gerbong Terakhir”
.
.
Cast:
Yongguk
Jirin
.
(Special FF untuk Kak Ulfah)
.
.
***
.
Kereta terakhir itu melaju membelah senja. Pada langit berlatar jingga, burung gereja mulai berkeliling pada tiap-tiap dahan Pinus untuk mengambil dedaunan kering, sebagai bahan dasar pembuatan sarang.
Pada sisi kiri dari rel kereta, berhampar luas padang rumput yang mulai menguning. Pertanda musim gugur tengah berlangsung dibarengi dengan menurunnya suhu udara.
Sementara pada sisi kanan rel kereta, ada sebuah desa kecil yang lebih dari delapan puluh persen penduduknya adalah pria dan wanita berumur. Anak-anak dan cucu mereka lebih memilih merantau ke kota, untuk mencari penghidupan yang lebih layak. Walau sebenarnya kebahagiaan hidup di desa dengan segala kesederhanaannya tak bisa diperoleh di kota, meski mereka bekerja sejak pagi hingga malam hari.
Di dalam gerbong terakhir kereta, seorang pria bermantel hitam tengah menatap kosong ke luar jendela. Sembari menggenggam sebuah gelang cokelat yang bahan dasarnya terbuat dari kayu pohon ek. Ia duduk sendirian pada kursi paling belakang gerbong.
Senin, 29 Januari 2018
(Fanfiction) Hold the Rain
Hold the Rain
.
.
.
Author:
Aisyah
(@cloudisah_)
.
.
Cast:
Jongup B.A.P
Youngjae B.A.P
Jirin (OC)
.
.
Genre:
Romance; Angst
:::
Barangkali masih banyak manusia naif di muka bumi
ini yang beranggapan jika cinta tak lain adalah perasaan tulus dan suci dari
dalam hati. Cinta seringkali diagung-agungkan, dielu-elukkan oleh para
pemujanya. Cinta dianggap perlambang dari kemurnian rasa. Penguat dari ikatan
batin antar insan.
Aku tidak lagi termasuk golongan manusia naif itu.
Bagiku cinta sama dengan obsesi. Sebuah senjata mematikan. Atau tidak bisa
dikatakan ‘sebuah’. Sesuatu, mungkin? Suatu senjata mematikan.
Kau tahu seberapa mematikannya senjata bernama cinta
itu? Teramat-sangat-mematikan.
Jika kau tidak ingin mati, maka berhati-hatilah
dengan yang namanya cinta. Atau jika itu tidak membuatmu mati, maka cinta bisa
membunuh orang lain. Orang yang kau cintai.
Begitulah yang terjadi padaku. Obsesi berlabel cinta
dan berujung pada kematian.
Oh, tidak. Aku tidak mati. Aku masih hidup. Bukan
aku yang mati. Tapi—
(Fanfiction) Untold
Untold
***
Author:
Aisyah
(@cloudisah_)
Cast:
B.A.P
Bang Yongguk
OC’s
Jirin
Genre:
Family
.
.
.
Yongguk’s POV:
Aku
menyayanginya dengan seluruh nafasku. Hingga nafas ini tak bersisa untukku
sendiri. Nafasku telah kuserahkan untuknya. Untuk hidupnya.
Hanya
saja ia tak pernah tahu. Sebab akupun tak akan membiarkannya mengetahui begitu
besarnya rasa sayang ini yang lantas membuatku sering lupa untuk bernafas sebab
seluruh waktuku kudedikasikan hanya untuk menyayanginya.
Minggu, 28 Januari 2018
(Fanfiction) A Rainbow for You
A Rainbow for You
.
.
.
Author:
@cloudisah_
.
.
Main
Cast:
B.A.P
Jung Daehyun
OC’s
Jirin
.
.
Genre:
Sad Romance
.
.
.
***
Ujung
tongkatnya menyusuri rerumputan basah yang tengah ia pijak. Kedua tungkainya
yang tanpa alas kaki itu ia biarkan basah kala barisan hujan kini tampak
semakin rapat. Dengan agak terburu, ujung tongkatnya masih menyusuri basahnya
rumput dengan tubuh yang mulai basah.
Hingga
ketika ujung tongkatnya mencapai dataran yang lebih keras—dan itu pasti lantai
kayu gazebo—kedua tangannya lantas
meraba sebuah bangku di sana dan memposisikan tubuhnya duduk di atas bangku
kayu tersebut setelah sebelumnya meletakkan tongkatnya secara asal. Halaman
belakang rumah sakit menjadi tempat favoritnya ketika suntuk di kamar pasien
belakangan ini, terlebih karena—
“Sudah
kubilang ‘kan kalau mau ke sini
katakan padaku.”
—pria
pemilik suara itulah yang membuatnya selalu merindukan tempat ini.
Kamis, 25 Januari 2018
(Cerpen) Pondok Segi Empat
Pondok
Segi Empat
.
.
(Sumber Gambar: Google Image)
.
.
Penulis:
Aisyah
(@cloudisah_)
.
.
Menjelang senja, Mur dan keempat
kawannya baru tiba di rumah almarhumah nenek Mur di desa Kayungo dan langsung mengunjungi
kediaman ketua RT yang tak lain adalah paman Mur, sekitar dua ratus meter dari
rumah almarhumah nenek Mur. Beliau meminta Mur mengunjunginya sebab sudah
hampir dua tahun Mur tidak bertemu pamannya itu.
Jalanan senja yang remang membuat
kelimanya menyalakan senter dari ponsel mereka. Tidak kelimanya, sih. Sebab ponsel Mur sendiri kehabisan
baterai dan sayangnya listrik di desa Kayungo hanya dialiri listrik saat siang
hari saja. Sementara pada saat malam selalu terjadi pemadaman oleh PLN. Memang
distribusi listrik masih tidak merata untuk masyarakat di pedalaman.
“Duh, kok serem amat ya,” Kus yang
bertubuh paling tinggi diantara kawanannya berjalan paling depan dengan netra
yang menatap awas pada sekeliling. Jalan setapak yang sepi sebab masih tak
banyak rumah penduduk di daerah tersebut. Jarak antar rumahpun sangat jauh.
Sepanjang mata memandang yang terlihat adalah hamparan kebun kelapa sawit.
“Halah, Kus. Badan doing gede, nyali
sekecil nyamuk,” Mul yang berjalan persis di belakang Kus mendengus sebal.
(Cerpen) Home
Home
.
.
.
(Sumber Gambar: Google Image)
.
.
Penulis: Aisyah (@cloudisah_)
.
.
.
Kisah ini hanya fiktif belaka…
.
.
***
Setetes bulir bening mengalir dari sudut mataku
setelah mendengar suara pintu ditutup dengan kasar hingga menimbulkan bunyi
debuman nyaring. Pertengkaran ayah dan ibu yang hampir setiap hari kudengar
membuatku sering berfikir untuk pergi dari rumah ini selamanya.
Kenapa mereka harus bertengkar? Kenapa masing-masing
mereka tidak ada yang mau mengalah dan bertahan dengan keegoisan mereka?
(Cerpen) Akhir Penantian
Akhir Penantian
(Sumber Gambar: Google Image)
.
.
.
Pernahkah kau bertahan menunggu seseorang yang
bahkan tak pernah memintamu untuk menunggu? Menunggu hingga hari, minggu,
bulan, dan tahun berganti tanpa kau sadari?
Jika tidak, maka akan kuceritakan bagaimana kisahku
menanti seseorang dengan begitu sabarnya. Menunggu seseorang yang tak pernah
memintaku untuk menunggunya. Menunggu seseorang hanya untuk memastikan apakah
ia memiliki perasaan yang sama atau tidak.
Memang sih kisah cinta seperti ini terlalu klise dan
sudah mainstream. Tapi beginilah apa
yang terjadi padaku selama dua tahun belakangan.
(Cerpen) The Wedding
The Wedding
(Sumber Gambar: Google Image)
.
Written By:
Aisyah
(@cloudisah_)
.
(Kisah
ini hanya fiktif belaka…)
.
.
.
Siapa yang tidak iri melihat sahabat sudah menyebar
undangan pernikahan ketika bahkan Kartu Hasil Studi semester tujuh belum
dibagikan. Terus terang aku shock
saat menerima undangan berwarna hijau dengan bentuk sederhana, dimana di bagian
depan tertulis: ‘Untuk Zahra dan partner’.
Ada tiga alasan keterkejutanku saat menerima
undangan tersebut tadi pagi.
Pertama. Undangan pernikahan milik Nida itu
bertuliskan Dani dan Nida. Dani? Oh
ayolah, maksudku bukankah mereka sudah putus saat semester enam lalu dan
bukankah jelas-jelas Nida menjalin hubungan dengan ketua BEM di kampus, si Hamid.
Aku butuh penjelasan setelah ini.
Kedua. Pernikahannya dilaksanakan di Amuntai.
Amuntai? Di provinsi sebelah? Memang sih, Nida itu suku Banjar. Dan sudah
dipastikan pernikahannya nanti menggunakan adat Banjar. Tapi apa iya aku harus
jauh-jauh ke Amuntai demi menghadiri pernikahannya? Kenapa tidak di sini saja
sih, di Tana Paser. Kalau yang ini aku memang perlu minta ongkos transportasi
padanya, haha.
Dan yang terakhir, ‘Zahra dan partner’. Apa gadis itu mau mengolokku? Aku kan sudah menyandang
status jomblowati sejak di semester
tiga. Ugh, menyebalkan.
(Cerpen Anak) Matahari yang Tertawa
MATAHARI YANG TERTAWA
(Sumber Gambar: Google Image)
.
.
.
Alya memandang langit dari balik
jendela kelas. Hari ini Bu Nilam yang mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris
tidak masuk, jadi murid kelas lima diminta untuk belajar mandiri. Tentu saja
semua murid senang saat guru tidak masuk dan jadilah suasana kelas persis
seperti kantin dadakan. Kelas sangat ricuh terutama siswa laki-laki mulai
bermain kejar-kejaran.
Rido sang ketua kelas sudah
berteriak meminta teman-temannya untuk tenang dan tidak ribut. Sebab jika kelas
terlalu gaduh maka Pak Fajri—Guru Penjaskes yang terkenal galak, akan muncul di
kelas mereka dan tentu mereka semua akan dihukum dengan berjemur di lapangan,
di tengah cuaca yang sangat panas. Namun sayangnya upaya Rido tetap tak
membuahkan hasil. Justru ia ditertawakan saja oleh teman-temannya.
(Cerpen Religi) RIntik Terakhir
RINTIK TERAKHIR
.
(Sumber Gambar: Google Image)
Penulis: Aisyah (@cloudisah_)
.
.
.
Bahkan tanaman merambat sejenis bunga beledru yang
hampir mati kekeringan bisa kembali subur dengan terus menerus diberi pupuk dan
air. Lantas bagaimana dengan hatiku yang terasa gersang ini? Tidak mungkin
tetap bergeming jika hampir setiap hari mendengar ceramah dari Imam Besar
Masjid Agung Nurul Falah ba’da magrib.
Langganan:
Postingan (Atom)