Be Happy^^

No More Pain, No More Cry (: (:

Senin, 29 Februari 2016

(Fanfiction) Playlist Fanfiction with BAP



(Drabble-Mix) Playlist Fanfiction with BAP

.
.

Author:
Aisyah (@cloudisah)

.

Casts:
All of BAP’s member; Yongguk, Himchan, Daehyun, Youngjae, Jongup, and Junhong a.k.a Zelo

.

Playlist by One Direction’s songs… Hope you like it, and happy reading ^^
(p.s: all these drabbles just for fun…)

.
.

:::…:::

Junhong – What Makes You Beautiful
“You don’t know you’re beautiful…”

.

Junhong tidak suka berada dalam situasi seperti ini. Ia seharusnya menolak saja ajakan Youngjae ketika lelaki itu minta ditemani ke toko roti yang baru dibuka sekitar dua ratus meter dari apartemen mereka.

“Kau kenapa?” Youngjae menautkan alisnya ketika Junhong hanya diam sepanjang perjalanan mereka menuju toko roti.

Ditatap Youngjae seperti itu membuat Junhong kesulitan meneguk saliva. Ia bahkan hanya berani melirik Youngjae melalui sudut matanya.

“Tidak enak badan?” tanya Youngjae lagi.

Sekarang Junhong tak tahan lagi. Lantas tungkainya berhenti dan tubuhnya memutar menghadap Youngjae. “BERHENTI BERTANYA SEPERTI ITU HYUNG! APA HYUNG TIDAK MENYADARI KALAU KECANTIKANMU ITU MEMBUATKU SULIT BERNAFAS??!”

Oups, sepertinya Junhong tak berani bertemu Youngjae setelah ini untuk waktu yang lama.

:::…:::

Jongup – Taken
“Now that you can’t have me, you suddenly want me…”

.

“Sepertinya, ia menyukaimu.”

Jongup mempoutkan bibirnya setelah mendengar ucapan Daehyun barusan. Cih, yang benar saja ia menyukai Jongup. Lantas, kenapa kemarin ketika Jongup memilihnya tapi ia malah memilih Junhong?

“Ah, pergi sana. Aku sudah memiliki yang jauh lebih baik darimu,” Jongup mendorong tubuh mungil yang bergelayut di kakinya.

Miyaaw.”

“Tuh, sudah kubilang kan, ia menyukaimu Up!” Daehyun berjingkrak heboh.

Jongup ingin menyumpal mulut Daehyun saat ini juga karena reaksi berlebihan pria itu. “Aku tidak mau. Pergi sana. Temui majikan barumu, si Junhong.”

Seolah mengerti ucapan Jongup, kucing berbulu abu-abu itu menatapnya nanar lantas pergi dengan langkah pelan berharap Jongup menghentikannya.

“Kucing-kucing di pet shop sekarang terlalu sombong ketika memilih majikan. Tssk, siapa suruh kemarin ketika aku memilihnya sebagai peliharaanku tapi ia malah berlari menghampiri Junhong.”

Yah, sepertinya kucing itu terlambat menyadari pesona Jongup.

:::…:::

Youngjae – I Would
“Baby you should know that I would…”

.

Konversasi mereka baru saja berlangsung sekitar lima menit yang lalu. Di dalam sebuah coffe shop. Dan seharusnya adegan romantislah yang terjadi. Tapi kenyataannya—

“Kita tak bisa melanjutkan hubungan ini, Youngjae-a.” Gadis yang duduk di seberang kursi Youngjae itu menghela nafas berat. “Aku menyukai pria itu lebih dari aku menyukaimu.”

“Ke, kenapa? Memang apa kelebihannya ketimbang aku? Apa selama ini aku tak bisa membuatmu nyaman? Aku, aku… Akan akan melakukan apapun untukmu. Serius. Aku tidak ingin hubungan ini berakhir,” Youngjae mengusap wajahnya frsutasi.

“Kau yakin?”

Youngjae mengangguk mantap. “Apapun.”

“Kalau begitu kau harus operasi plastik. Wajahmu itu lebih manis dari wajahku, Jae. Dan aku tidak suka itu.”

Youngjae rasanya ingin mencebur sekarang ke rawa. Dan ia hanya bisa merutuki dirinya atas jawaban ‘apapun’ yang tadi diberikannya. Lagipula, apa salahnya lelaki dengan wajah manis sepertinya?

:::…:::

Daehyun – Nobody Compares
“Nobody compares to you…”

.

Daehyun tersenyum puas saat mematut dirinya di depan cermin. Dengan setelan tuxedo yang tampak fit di tubuh atletisnya, kedua sudut bibir Daehyun berjungkat naik.

“Kau siap, Hyung?” Junhong berdiri persis di samping Daehyun dan tampak turut merapikan tuxedo yang ia kenakan.

Sebelah alis Daehyun berjungkat seraya menatap Junhong dari kepala hingga ke ujung sepatu mengkilap lelaki tinggi itu, lantas kembali lagi menatap wajah Junhong. “Sepertinya tuxedo itu tampak kebesaran di tubuhmu,” Daehyun terkekeh.

Kedua alis Junhong bertaut setelah memperhatikan pantulan tubuhnya di cermin. Rasanya tidak ada yang salah. “Masa sih, Hyung?”

Daehyun semakin terkekeh lantas merapikan kerah tuxedo-nya dengan ekspresi sok menawan dan berpose layaknya foto model. “Apa kau tahu, kalau hanya akulah yang selalu pantas memakai setelan apapun. Tidak ada yang bisa menyamaiku. Termasuk kau.”

 Junhong memutar kedua bola matanya jengah. “Ya, ya, ya. Tak ada yang bisa membandingimu, Hyung-ku yang tampan.”

Hey, tak ada yang salah kan dengan tingkat kepercayaan diri Daehyun yang terlampau tinggi atas ketampanannya?

:::…:::

Himchan – More than This
“I’m broken, do you hear me?”

.

Himchan meraung di dalam kamar membuat Yongguk tak tahan untuk segera menghampiri roommate-nya itu dan menenangkannya.

“Sudahlah, Chan. Tak apa, masih ada wanita yang lebih baik dari mantanmu itu,” Yongguk mengelus pundak Himchan.

Bukannya tenang, Himchan semakin meraung. Yongguk malah kesal sendiri karena ini sudah hampir empat puluh menit berlalu dan tangisan pria itu sama sekali belum reda.

“Dia hiks… dia memutuskanku, Guk-a, hiks… dia, dia…”

Sssst. Jangan menangis lagi. Kau kan lelaki, masa seperti ini sih?”

Himchan menatap Yongguk dengan berlinangan air mata. “Dia bilang tidak ingin menemuiku lagi, Guk-a.”

“Bukankah memang tak ada alasan bagimu untuk bertemu lagi dengannya?”

“Tentu ada!” seru Himchan cepat.

“Kalau hanya karena kau masih mencintainya lebih baik—”

“Dia belum mengembalikan delapan kaset drama yang ia pinjam. Dan kalau ia tak mau bertemu lagi denganku, bagaimana nasib kaset-kasetku itu Guk-a? Huwaaaa... Hiks…

Oh Tuhan, haruskah Yongguk meminta iuran pada Daehyun, Youngjae, Jongup, dan Junhong untuk membelikan kaset drama baru untuk Himchan?

:::…:::

Yongguk – Kiss You
“And let me kiss you…”

.

Senyum di wajah tampan Yongguk terukir. Bahkan beberapa kali pria itu menunjukkan cengirannya hingga membuat gusi merahnya terlihat.

Yongguk sangat bahagia sekarang. Benar-benar bahagia. Yongguk seperti bisa merasakan surga dunia saat ini.

“Oh… Kau benar-benar cantik…”

Eh? Cantik?

Sekarang senyum di wajah Yongguk sudah berganti dengan seringaian yang membuat cicak juga nyamuk di kamar Yongguk ketakutan untuk mendekat. Yongguk terlihat sudah dikuasai nafsu, membuatnya tak bisa menghentikan tubuhnya untuk mendekati objek yang terlihat sangat cantik di matanya yang saat ini tergeletak tak berdaya di atas tempat tidur Yongguk.

C’mon baby, aku akan menghangatkanmu,” bisik Yongguk ketika objek cantik itu perlahan disentuhnya.

Lantas setelahnya Yongguk mengangkat perlahan objek yang ia bilang ‘cantik’ itu dan bersiap mendaratkan bibirnya. “Let me kiss you, baby.”

Dan… chu~

Bibir Yongguk menempel cukup lama pada—

“Aku sangat menyukaimu, sneaker baruku.”

snekaer merah hadiah ulang tahun dari ayahnya.

:::…:::

FIN

Apa yang bisa aku katakan sekarang? Aku terlalu bahagia dengan mini album Carnival BAP XD
Aku hanya bisa berterima kasih pada pada readers-deul yang rela menyakiti matanya demi membaca drabble ini hag hag hag…
Semoga terhibur yaaa J





(Fantiction) Playlist Fanfiction with One Direction



(Drabble-Mix) Playlist Fanfiction with One Direction

.
.

Author:
Aisyah (@cloudisah)

.

Casts:
All of One Direction’s member; Louis, Liam, Niall, Harry, and including their ex member, Zayn

.

Playlist by BAP’s songs… Happy reading ^^
(p.s: all these drabbles just for fun, guys…)

.

                                                                          ::…:::
                                                                             
Louis Thomlison– Albatross
“I will be the bird that flies until the end of the blue sky…”

.

Jarum jam dinding sekarang sudah menunjuk angka delapan. Delapan malam lebih tepatnya. Memang sih masih terlalu dini ketika Louis memutuskan untuk mengunci diri di dalam kamarnya usai makan malam bersama keluarganya.

“Sepertinya anak kita sekarang sudah rajin belajar ya, Ma.”

“Betul Pa. Mama jadi terharu melihatnya sekarang tidak pernah keluyuran malam. Pasti dia belajar dengan sungguh-sungguh karena sudah di tingkat akhir SMA.”

Louis masih sempat mendengar konversasi Mama dan Papanya sebelum akhirnya mengunci pintu kamar. Pria itu tersenyum kelewat lebar ketika mendapati karton, lem, gunting, penjepit kertas, dan juga… bulu ayam yang berserakan di samping ranjangnya.

“Aku akan menunjukkan pada dunia kalau aku bisa membuat sayap seperti burung, dan terbang seperti burung-burung itu.”

Oh, sepertinya orangtua Louis salah. Louis tidak belajar. Dia—

“Nobita saja bisa, masa aku tidak bisa.”

—menjadi korban khayalan dari serial film Doraemon, Doraemon dan Nobita di dunia burung.

:::…:::

Zayn Malik– Lovesick
“Do you know how I feel? I’m going crazy…”

.

“Aku begitu menyayanginya, hiks.”

Niall mengelus punggung tangan Zayn bermaksud menenangkan sahabatnya yang galau sejak kemarin sore. “Aku yakin dia akan kembali padamu.”

Zany menggeleng kuat. “Hiks, dia tidak akan kembali. Aku… aku benar-benar tak bisa hidup tanpanya, Niall.”

Melihat Zayn histeris, membuat Niall ikut menangis. “Kalau begitu akan kutemani mencarinya.”

Zany menatap Niall dengan wajah sembab juga hidungnya yang merah. “Aku sudah mencarinya kesana kemari, tapi aku tak bisa menemukannya. Huwaaa… aku bisa gila tanpanya.”

Niall kehabisan akal menenangkan pria keturunan Pakistan itu. “Jika memang ia ingin pergi, relakanlah. Mungkin bukan takdirnya kalian bersama,” Niall kembali bersuara.

“Tidak mau. Aku tidak bisa. Aku-amat-sangat-menyayangi-Coco-lebih-dari-aku-menyayangimu-Niall.”

Niall meneguk saliva-nya. Lantas berlalu dari kamar Zayn dengan perasaan dongkol. Hey ayolah, Niall jauh lebih imut ketimbang Coco si anjing bulldog berwarna cokelat itu. Huh

“Hey Niall kau pergi kemana??! Aku kan sedang sakit hati ditinggal Coco. Hiks…”

:::…:::

Liam Payne – Blind
“I can’t see anything, blind, blind, blind…”

.

Tubuhnya bergetar hebat sesaat setelah gelas kaca yang hendak diraihnya terjatuh cukup keras. Liam meraba lantai tempat pecahan gelas kaca itu berserakan. Hingga setelahnya pria itu meringis saat beling menusuk jari tangannya.

Liam tak bisa melihat apapun. Ia butuh bantuan ke kamar mandi demi mencuci lukanya. Namun sepertinya tak ada seorangpun selain dirinya saat ini di apartemen, hingga ia kembali berusaha mencapai kamar mandi dengan terus meraba benda-benda di sekitarnya termasuk dinding dan lemari.

“Rasanya pasti sangat menyenangkan jika bisa melihat. Tidak akan kesusahan seperti ini,” lirihnya. Tungkainya terhenti ketika ia memutuskan untuk menyerah karena tak bisa menemukan kamar mandi.

“Astaga! Kenapa gelap sekali? Ya Tuhan, Liam kau tidak menyalakan lampu?”

Beberapa sekon berikutnya setelah terdengar suara saklar lampur di tekan, Liam bisa melihat dengan jelas seisi apartemennya. Bahkan luka di tangannya.

“Ada apa ini??? Kenapa ada gelas pecah? Hey Liam, memangnya apa yang kau lakukan tadi??!” seru Louis heboh.


Oups, aku pikir mati lampu. Jadi aku tidak menyalakan sakelar lampunya,” kekeh Liam. Yah, sepertinya tadi Liam sudah terlalu mendramatisasi keadaan seolah-olah ia seorang pesakitan yang buta.

:::…:::

Niall Horan – Rain Sound
“Is this sound of the rain, your voice?”

.

Niall memutuskan untuk berteduh di bawah kanopi toko obat ketika hujan lebat tiba-tiba saja mengguyur kota. Beberapa kali pria itu merutuki udara dingin yang serasa menggigit kulitnya. Cuaca kali ini terasa sangat dingin sekalipun masih musim gugur.

Niall ingat ucapan Liam ketika mereka berkemah di dalam hutan pinus, di kampung halaman Nenek Niall. Saat itu hujan juga turun di musim gugur.

Demi Tuhan, hujan itu sangat romantis. Aku suka membayangkan suara kekasihku ketika tetesan hujan menyapu tanah. Seolah-olah suara hujan itu adalah suaranya.


Niall terkekeh ketika mengingat ucapan Liam barusan. Yang benar saja suara hujan bisa dianalogikan dengan suara kekasihnya. Bukankah itu cukup kejam jadinya?

Tapi Niall sedikit membenarkan ucapan Liam tersebut. Niall jadi teringat ketika masih kecil ia suka bermain hujan di halaman belakang rumah. Dan sepertinya Niall agak setuju jika menyamakan suara hujan dengan sesuatu. Tapi bukan suara kekasih seperti perumpamaan Liam, melainkan…

“Apa kabar katak-katak di belakang rumahku dulu, ya? Apa mereka sekarang sedang bernyanyi sambil main hujan?”

Bagi Niall, suara hujan identik dengan nyanyian katak yang sering ia dengar ketika masih kecil dulu.

:::…:::

Harry Styles – SPY
“I slowly follow you, I quietly match my steps with you…”

.

Pria berambut curly juga kedua pipinya yang dihiasi lesung pipi itu, menjungkitkan telapak kakinya perlahan, selangkah demi selangkah. Berharap langkahnya tak terdengar siapapun terutama wanita bersurai sepunggung yang tengah ia ikuti diam-diam.

Harry sesekali bersembunyi ketika wanita yang tengah berjalan beberapa langkah di depannya itu seolah merasakan eksistensi seseorang yang mengikutinya. Harry tersenyum lebar. Rasanya sangat menyenangkan bisa menjadi mata-mata seperti ini. Bahkan jika memungkinkan Harry ingin menjadi seorang Sherlock setelah ia dewasa nanti.

Tungkainya kembali menyesuaikan langkah wanita di depannya ketika wanita itu kembali mengalihkan fokusnya pada jalanan di depannya. Harry berharap rencananya kali ini berhasil hingga jarak di antara keduanya semakin terkikis.

Tiga langkah lagi.

Dua langkah lagi.

Satu langkah.

Dan—

“Tadaaaa!” Harry meloncat dan berdiri tepat di depan wanita yang sejak tadi diikutinya seraya tertawa.

“Ya Tuhan!!!! Anak tidak tahu diri! Kenapa kau mengejutkan Ibumu seperti itu hah??? Bagaimana kalau Ibu tiba-tiba terkena serangan jantung? Lalu Ibu pingsan, lalu ibu di bawa ke rumah sakit, lalu—”

Harry dengan cepat menutup mulut sang Ibu ketika banyak pasang mata memperhatikan mereka. “Aku, kan hanya ingin meminta uang jajan, Bu.”

Oh, sial. Sangat memalukan banyak gadis cantik yang memperhatikannya diomeli Ibu.

:::…:::

FIN

Aku seneng bikin yang beginian hag hag hag XD
Semoga ini layak baca yaa… aku nggak bermaksud menistakan kelima pria tamvan itu kok :D
Terima kasih yang sudah berkenan membaca ^^