(Drabble-Mix) Playlist Fanfiction with One Direction
.
.
Author:
Aisyah
(@cloudisah)
.
Casts:
All of One Direction’s member; Louis, Liam, Niall,
Harry, and including their ex member, Zayn
.
Playlist by BAP’s songs… Happy reading ^^
(p.s: all these drabbles just for fun, guys…)
.
::…:::
Louis Thomlison– Albatross
“I will be the bird that flies until the end of the
blue sky…”
.
Jarum jam
dinding sekarang sudah menunjuk angka delapan. Delapan malam lebih tepatnya.
Memang sih masih terlalu dini ketika
Louis memutuskan untuk mengunci diri di dalam kamarnya usai makan malam bersama
keluarganya.
“Sepertinya
anak kita sekarang sudah rajin belajar ya, Ma.”
“Betul Pa.
Mama jadi terharu melihatnya sekarang tidak pernah keluyuran malam. Pasti dia
belajar dengan sungguh-sungguh karena sudah di tingkat akhir SMA.”
Louis masih
sempat mendengar konversasi Mama dan Papanya sebelum akhirnya mengunci pintu
kamar. Pria itu tersenyum kelewat lebar ketika mendapati karton, lem, gunting,
penjepit kertas, dan juga… bulu ayam yang berserakan di samping ranjangnya.
“Aku akan
menunjukkan pada dunia kalau aku bisa membuat sayap seperti burung, dan terbang
seperti burung-burung itu.”
Oh,
sepertinya orangtua Louis salah. Louis tidak belajar. Dia—
“Nobita
saja bisa, masa aku tidak bisa.”
—menjadi
korban khayalan dari serial film Doraemon, Doraemon
dan Nobita di dunia burung.
:::…:::
Zayn Malik– Lovesick
“Do you know how I feel? I’m going crazy…”
.
“Aku begitu
menyayanginya, hiks.”
Niall
mengelus punggung tangan Zayn bermaksud menenangkan sahabatnya yang galau sejak kemarin sore. “Aku yakin dia
akan kembali padamu.”
Zany
menggeleng kuat. “Hiks, dia tidak
akan kembali. Aku… aku benar-benar tak bisa hidup tanpanya, Niall.”
Melihat
Zayn histeris, membuat Niall ikut menangis. “Kalau begitu akan kutemani
mencarinya.”
Zany
menatap Niall dengan wajah sembab juga hidungnya yang merah. “Aku sudah
mencarinya kesana kemari, tapi aku tak bisa menemukannya. Huwaaa… aku bisa gila tanpanya.”
Niall
kehabisan akal menenangkan pria keturunan Pakistan itu. “Jika memang ia ingin
pergi, relakanlah. Mungkin bukan takdirnya kalian bersama,” Niall kembali
bersuara.
“Tidak mau.
Aku tidak bisa.
Aku-amat-sangat-menyayangi-Coco-lebih-dari-aku-menyayangimu-Niall.”
Niall
meneguk saliva-nya. Lantas berlalu
dari kamar Zayn dengan perasaan dongkol. Hey ayolah, Niall jauh lebih imut
ketimbang Coco si anjing bulldog
berwarna cokelat itu. Huh…
“Hey Niall
kau pergi kemana??! Aku kan sedang sakit hati ditinggal Coco. Hiks…”
:::…:::
Liam Payne – Blind
“I can’t see anything, blind, blind, blind…”
.
Tubuhnya
bergetar hebat sesaat setelah gelas kaca yang hendak diraihnya terjatuh cukup
keras. Liam meraba lantai tempat pecahan gelas kaca itu berserakan. Hingga
setelahnya pria itu meringis saat beling menusuk jari tangannya.
Liam tak
bisa melihat apapun. Ia butuh bantuan ke kamar mandi demi mencuci lukanya.
Namun sepertinya tak ada seorangpun selain dirinya saat ini di apartemen,
hingga ia kembali berusaha mencapai kamar mandi dengan terus meraba benda-benda
di sekitarnya termasuk dinding dan lemari.
“Rasanya
pasti sangat menyenangkan jika bisa melihat. Tidak akan kesusahan seperti ini,”
lirihnya. Tungkainya terhenti ketika ia memutuskan untuk menyerah karena tak
bisa menemukan kamar mandi.
“Astaga! Kenapa
gelap sekali? Ya Tuhan, Liam kau tidak menyalakan lampu?”
Beberapa
sekon berikutnya setelah terdengar suara saklar lampur di tekan, Liam bisa
melihat dengan jelas seisi apartemennya. Bahkan luka di tangannya.
“Ada apa
ini??? Kenapa ada gelas pecah? Hey Liam, memangnya apa yang kau lakukan
tadi??!” seru Louis heboh.
“Oups, aku pikir mati lampu. Jadi aku
tidak menyalakan sakelar lampunya,” kekeh Liam. Yah, sepertinya tadi Liam sudah
terlalu mendramatisasi keadaan seolah-olah ia seorang pesakitan yang buta.
:::…:::
Niall Horan – Rain Sound
“Is this sound of the rain, your voice?”
.
Niall
memutuskan untuk berteduh di bawah kanopi toko obat ketika hujan lebat
tiba-tiba saja mengguyur kota. Beberapa kali pria itu merutuki udara dingin
yang serasa menggigit kulitnya. Cuaca kali ini terasa sangat dingin sekalipun
masih musim gugur.
Niall ingat
ucapan Liam ketika mereka berkemah di dalam hutan pinus, di kampung halaman
Nenek Niall. Saat itu hujan juga turun di musim gugur.
“Demi Tuhan, hujan itu sangat romantis. Aku
suka membayangkan suara kekasihku ketika tetesan hujan menyapu tanah.
Seolah-olah suara hujan itu adalah suaranya.”
Niall
terkekeh ketika mengingat ucapan Liam barusan. Yang benar saja suara hujan bisa
dianalogikan dengan suara kekasihnya. Bukankah itu cukup kejam jadinya?
Tapi Niall
sedikit membenarkan ucapan Liam tersebut. Niall jadi teringat ketika masih
kecil ia suka bermain hujan di halaman belakang rumah. Dan sepertinya Niall
agak setuju jika menyamakan suara hujan dengan sesuatu. Tapi bukan suara
kekasih seperti perumpamaan Liam, melainkan…
“Apa kabar
katak-katak di belakang rumahku dulu, ya?
Apa mereka sekarang sedang bernyanyi sambil main hujan?”
Bagi Niall,
suara hujan identik dengan nyanyian katak yang sering ia dengar ketika masih
kecil dulu.
:::…:::
Harry Styles – SPY
“I slowly follow you, I quietly match my steps with
you…”
.
Pria
berambut curly juga kedua pipinya
yang dihiasi lesung pipi itu, menjungkitkan telapak kakinya perlahan, selangkah
demi selangkah. Berharap langkahnya tak terdengar siapapun terutama wanita
bersurai sepunggung yang tengah ia ikuti diam-diam.
Harry
sesekali bersembunyi ketika wanita yang tengah berjalan beberapa langkah di
depannya itu seolah merasakan eksistensi seseorang yang mengikutinya. Harry
tersenyum lebar. Rasanya sangat menyenangkan bisa menjadi mata-mata seperti
ini. Bahkan jika memungkinkan Harry ingin menjadi seorang Sherlock setelah ia dewasa nanti.
Tungkainya
kembali menyesuaikan langkah wanita di depannya ketika wanita itu kembali
mengalihkan fokusnya pada jalanan di depannya. Harry berharap rencananya kali
ini berhasil hingga jarak di antara keduanya semakin terkikis.
Tiga
langkah lagi.
Dua langkah
lagi.
Satu
langkah.
Dan—
“Tadaaaa!”
Harry meloncat dan berdiri tepat di depan wanita yang sejak tadi diikutinya
seraya tertawa.
“Ya
Tuhan!!!! Anak tidak tahu diri! Kenapa kau mengejutkan Ibumu seperti itu hah???
Bagaimana kalau Ibu tiba-tiba terkena serangan jantung? Lalu Ibu pingsan, lalu
ibu di bawa ke rumah sakit, lalu—”
Harry dengan
cepat menutup mulut sang Ibu ketika banyak pasang mata memperhatikan mereka.
“Aku, kan hanya ingin meminta uang
jajan, Bu.”
Oh, sial.
Sangat memalukan banyak gadis cantik yang memperhatikannya diomeli Ibu.
:::…:::
FIN
Aku seneng bikin yang beginian hag hag hag XD
Semoga ini layak baca yaa… aku nggak bermaksud
menistakan kelima pria tamvan itu kok :D
Terima kasih yang sudah berkenan membaca ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar