Setidaknya kini aku mengerti perasaan apa yang selama ini aku
rasakan.
Ia membuatku bisa merasakan sebuah perasaan sakral yang
selama ini tak pernah aku rasakan kecuali kepada Tuhanku dan orang tuaku.
Aku memaknainya sebagai perasaan tulus dari seorang gadis
kepada pria luar biasa, satu-satunya pria di dunia yang bisa membuatku
merasakan beruntungnya aku lahir ke dunia ini. Pria yang membuatku belajar
bertahan dalam kerasnya dunia. Pria yang membuatku terus berusaha menjadi yang
terbaik.
Perasaan tulus dari gadis bodoh untuk pria istimewa. Pria
tangguh, pria dengan jiwa sosial, pria yang begitu mencintai Tuhannya. Aku
mungkin tak pantas berharap ia juga memiliki perasaan itu barang sedikit
untukku. Karena aku hanya gadis bodoh dengan kadar keimanan seadanya dan paras
yang jauh dari kata cantik.
Aku memendam perasaan tak biasa ini sudah bertahun-tahun.
Perasaan ini terlalu tulus dan suci, hanya untuk dia seorang. Aku menjaga
perasaanku dari pria lain hanya berharap agar suatu hari ia bisa mengerti
perasaanku dan di akhir agar ia juga memiliki perasaan itu untukku.
Tapi itu masih sekedar harapanku. Sekedar ekspektasi tak
berujung di mana kenyataannya hubungan kami selama ini tak bisa menjadi lebih.
Aku memang tak menginginkan hubungan sepasang kekasih di antara kami, tapi aku
berharap jika ia memang ditakdirkan Tuhan untukku, aku bisa berjumpa lagi
dengannya dalam hubungan yang sah, di-Ridhai Tuhan, sah secara agama dan
negara.
Ini mungkin berlebihan. Tapi aku terlalu tulus untuk perasaan
ini. Perasaan yang aku tak tahu dari mana datangnya. Perasaan yang aku tak tahu
kenapa kian hari kian menjadi. Perasaan yang selalu menggerogoti akal sehatku.
Aku... Merindukannya. Presensinya selalu tiba-tiba dan tak
jarang perjumpaan kami begitu singkat. Teramat singkat malah membuatku harus
kembali menelan rasa rinduku kembali. Aku baru mengerti sakitnya merindukan
seseorang.
Rasanya untuk bernafaspun sulit. Di dalam tidurpun aku selalu
berharap ia hadir menyapaku, tak masalah itu hanya sekedar bunga tidur. Aku
merindukannya. Aku merindukannya. Aku merindukannya.
Tuhan, jadikan segala penantianku dan segala perasaanku yang
selama ini kujaga hanya untuknya seorang menjadi indah pada waktunya.
Dari: Gadis
Bodoh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar